Mapel
: Ilmu Tafsir
Guru Pengampu
: Ust. Aceng Badruzzaman, S.Pd.I, M.Ag
Makiyyah dan Madaniyyah
1.
Pengertian Makiyyah dan Madaniyyah
Para ulama mengemukakan tiga perspektif dalam mendefinisikan terminologi makkiyah dan madaniah. Ketiga perspektif itu adalah; masa turun (zamān an–nuzūl), tempat turun (makān an-nuzūl), dan obyek pembicaraan (mukhāthab).
Dari perspektif masa turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut:
المَكِيُّ: مَا نَزَلَ قَبْلَ الهِجْرَةِ وَإِنْ كَانَ بِغَيْرِ مَكَّةَ. وَالمَدَنِيُّ: مَا نَزَلَ بَعْدَ الهِجْرَةِ وَإِنْ كَانَ بِغَيْرِ مَدِيْنَةً. فَمَا نَزَلَ بَعْدَ الهِجْرَةِ وَلَوْ بِمَكَّةَ أَوْ عَرَفَةَ مَدَنِيُّ
“Makkiyyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum rasulullah hijrah ke madinah, meskipun bukan turun di mekah, dan madaniah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah hijrah ke madinah, meskipun bukan turun di madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut madaniah walaupun turun di mekah atau di arafah.”
Dari perspektif tempat turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut:
المَكِيُّ: مَا كَانَ خِطَابًا لِأَهْلِ مَكَّةَ. وَالمَدَنِيُّ: مَا كَانَ خِطَابًا لِأَهْلِ المَدِيْنَةِ.
“Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Makkah. Sedangkan madaniah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah”
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Makkiyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sebelum hijrah ke Madinah, walaupun ayat tersebut turun di sekitar/bukan di kota Makkah, yang pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Makkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya walaupun turunnya di Makkah, dan pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Madinah.
Surat yang dikategorikan Madaniyah ada 20 surat, yaitu: Al-Baqarah, Al-Imran, An-Nisaa’, Al-Ma’idah, Al-Anfal, At-Taubah, An-Nur, Al-Ahzab, Muhammad, Al-Fath, Al-Hujurat, Al-Hadid, Al-Mujadilah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Al-jumu’ah, Al-Munafiqun, Ath-Thalaq, At-Tahrim dan An-Nashr.
Surat yang masih diperselisihkan ada 12 surat, yaitu: Al-Fatihah, Ar’Ra’d, Ar-Rahman, Ash-Shaff, At-Taghabun, Al-Muthaffifin, Al-Qadr, Al-Bayyinah, Az-Zalzalah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas. Surat yang dikategorikan Makiyyah ada 82 surat (selain yang disebutkan diatas).
2.
Cara Mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah
Sima’I Naqli
- Mendengar seperti apa adanya
- Berdasarkan riwayat shahih dari para sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu.
- Para tabi’in yang menerima dan mendengar dari para sahabat, bagaimana, dimana dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu.
Qiyasi Ijtihadi
- Usaha para ulama tafsir dalam menganalogikan atau menentukan makiyyah dan madaniyyah
- Berdasarkan pada ciri-ciri makiyyah dan madaniyyah
3.
Ciri Khas Makiyyah dan Madaniyyah
Ciri khas Makiyyah:
- Setiap surat yang didalamnya mengandung “ayat-ayat sajdah”.
- Setiap surat yang mengandung lafadz “Kalla”. Lafadz ini hanya terdapat dalam separuh terakhir dari Al Qur’an dan disebutkan hanya terdapat 30 kali dalam 15 surat.
- Setiap surat yang mengandung يأيها الناس dan tidak mengandung يأيها الذين آمنوا kecuali surat Al-Hajj yang pada akhir suratnya terdapat يأيها الذين آمنوا اركعوا
- Setiap surat yang mengandung kisah para Nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah
- Setiap surat yang mengandung kisah Nabi Adam dan Iblis, kecuali surat Al-Baqarah
- Setiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf muqatha’ah atau hija’I, seperti: Alif Lam Mim, Alim Lam Ra, Haa Mim dan sebagainya, kecuali surat Al-Baqarah dan Al-Imran. Adapun surat Ar-Ra’ad masih diperselisihkan.
Ciri khas Madaniyah:
- Setiap surat yang mengandung Hudud (larangan-larangan yang disertai bentuk hukumannya) dan Faraidh (amal-amal wajib)
- Setiap surat yang berisi tentang izin jihad serta penjelasan tentang hukum jihad
- Setiap surat yang menjelaskan tetang orang-orang munafik selain surat Al-Ankabut
- Setiap surat yang terdapat dialog dengan Ahli kitab
4.
Keistimewaan Makiyyah dan Madaniyyah
MAKKIYYAH:
- Mengandung konsep dakwah kepada tauhid, pengokohan akidah, penjelasan hari kimat, balasan dan ganjarannya berupa syurga dan neraka.
- Mengandung dalil-dalil rasional tentang ketuhanan dan meletakkan prinsip-prinsip syariat dan keutamaan akhlak.
MADANIYYAH:
- Ayat-ayatnya panjang karena menjelaskan tentang hukum ibadah, mu’amalah dan sanksi-sanksinya.
- Menyingkap kedok para munafik, menjelaskan bahayanya dan bagaimana menghadapi mereka.
- Menyingkap kejahatan ahli kitab terhadap Nabi dan kitab-kitab mereka dan bagaimana berdialog dengan mereka.
5.
Hikmah Mengetahui Surat Makiyyah dan Madaniyyah
- Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al Qur`an, sebab pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar. Sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang mufassir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang mansukh, bila di antara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang kemudian tentu merupakan nasikh yang tedahulu.
- Meresapi gaya bahasa Al Qur`an dan memanfaatkannya dalam metode dakwah menuju jalan Allah SWT., sebab setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri. Memperhatikan apa yang dikehendaki oleh situasi merupakan arti paling khusus dalam retorika. Karakteristik gaya bahasa makkiyyah dan madaniyyah dalam Al Qur`an pun memberikan kepada orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah SWT. yang sesuai dengan kejiwaan lawan berbicara dan menguasai pikiran dan perasaannya serta menguasai apa yang ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan.
- Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Qur`an, sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik dalam periode Mekkah maupun Madinah. Sejak permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir diturunkan, Al Qur`an adalah sumber pokok bagi kehidupan Rasulullah SAW.
6.
Ayat/Surat Yang Pertama dan Terakhir Turun
Sebelum membicarakan apakah yag pertama dan yang terakhir turun dari Al Qur’an mesti dibedakan antara pertama dan terakhir secara mutlak dan pertama dan terakhir dalam tema dan kondisi tertentu. Misalnya yang turun pertama dan terakhir secara mutlak tentu beda dengan surat yang pertama/terakhir diturunkan. Atau pertama/terakhir dalam tema tertentu.
- Menurut jumhur ulama bahwa pertama kali turun dari Al Quran adalah 5 ayat pertama dari Surat Al-’Alaq.
- Adapun surat yang pertama kali turun secara lengkap adalah Surat Al-Fatihah.
- Adapun yang turun terakhir kali adalah Surat Al-Baqarah ayat 281
- Dan surat yang terakhir diturunkan sebagai surat yang utuh adalah Surat An-Nashr.
Sumber Materi:
Ust. Aceng Badruzzaman, S.Pd.I, M.Ag
Di Posting Oleh:
Asep Suhendi